Salam sejahtera untuk Anda, para sobat pengamal N2K.
Terdorong oleh kerinduan hati yang tak lagi tertahan untuk menyapa sobat di awal tahun pelajaran baru ini, terimalah Salam dan Ucapan Selamat kami. Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai kita. Kiranya media ini semakin menguatkan dorongan Kasih dalam menunaikan hidup dan pelayanan, dan hidup kitapun semakin bermakna.
Kasih yang kita hayati, adalah nilai inti dari kehidupan, oleh karena itu tidaklah mengherankan jika semakin kita hayati, semakin banyak kegiatan dan perbuatan, yaitu tanda-tanda kehidupan yang semakin mendesak untuk dilakukan.
Kasih yang kita hayati dan amalkan, sudah barang tentu mengangkat dan mengemukakan nilai-nilai lain, di antaranya : "Kebenaran, Kerja-sama, Damai sejahtera, Kejujuran, Keramahan, Integritas, dan Kelemah-lembutan". .
Bukan hanya nilai-nilai itu yang perlu kita semai sehingga menumbuhkan perbuatan yang dikatakan orang sebagai perbuatan berbudi luhur. Pada tahun pelajaran 2009/2010 implementasi N2K BPK PENABUR memfokus pada nilai : "Kejujuran,Keramahan, dan Integritas".
Nilai-nilai yang ditabur itu tentu tidak secara begitu saja, atau secara gampang membentuk karakter jujur, ramah, dan berintegritas, melainkan memerlukan upaya sungguh dan sepenuh hati dalam melatih diri, membiasakan dengan tekun, sampai terbentuklah kebiasaan dan membentuk karakter.
Sobat tentu terlibat dalam gerakan pembentukan karakter jujur dan ramah yang telah kita garap sejak tahun pelajaran yang lalu. Gerakan yang bermula atau dimulai dari diri sendiri dan mulai sejak kesadaran menggugah hati nurani.
Sobat, meskipun agak berkepanjangan, inilah salam perjumpaan kita di awal tahun pelajaran 2010 - 2011. Mari kita lanjutkan 'perjalanan' bersama dan saling menguatkan dan berbagi. Kirim saja berita, ungkapan pemikiran, cerita pengalaman atau kesaksian dengan e-mail ke bestpal.ku@gmail.com.
Salam
Tim Inti N2K BPK PENABUR
Selengkapnya klik di sini
Jumat, 10 Juli 2009
SALAM JUMPA KEMBALI
N2K BPK PENABUR sebagai DASAR PENDIDIKAN
Ilmu Pengetahuan terus berkembang dan dikembangkan demi memenuhi tuntutan dan kebutuhan untuk memperbaiki mutu kehidupan dan mutu kemanusiaan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang seperti itu hanya mungkin terjadi jika ada karakter baik yang sekaligus terbentuk dalam diri orang berilmu. Orang berilmu yang ....
tidak berkarakter-baik penggunaan ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya untuk kepentingan diri sendiri meskipun perbuatannya itu dapat menghancurkan mutu kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
BPK PENABUR adalah sebuah institusi pendidikan Kristen di bawah naungan Gereja Kristen Indonesia. Sekolah-sekolah BPK PENABUR mempersiapkan murid dan siswanya pada segala sisi, dengan harapan agar lulusan mampu menjawab tantangan masa depan. Menjadi orang yang berkarakter dan cakap.
Dalam berupaya untuk menjadi lembaga yang benar-benar dapat memberikan kontribusi kepada Negara dan Bangsa khususnya, dan kepada Mutu Kehidupan dan Kemanusiaan pada umumnya, BPK PENABUR menetapkan Visi : Menjadi lembaga pendidikan Kristen unggul dalam Iman, Ilmu, dan Pelayanan, dengan Misi : Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran bermutu berdasarkan Nilai-Nnilai Kristiani.
Nilai-Nilai Kristiani (N2K) BPK PENABUR, secara sederhana sehingga mudah dikomunikasikan kepada semua lapisan masyarakat, dapat dijelaskan sebagai berikut :
N2K BPK PENABUR bersumber dari Alkitab dan berpusat pada Yesus Kristus. Aspek-aspek atau sudut pandang pengembangan dalam praksis merupakan hasil refleksi kristiani atas iman kepada Yesus Kristus dalam konteks pendidikan dan dunia, kini dan masa yang akan datang.
Dalam kesadaran agar melalui pendidikan di BPK PENABUR terbangun manusia yang utuh dan memiliki integritas sebagai ciptaan Tuhan yang baik adanya. Alumni BPK PENABUR dicita-citakan akan menjadi insan yang mampu mengasihi dirinya, mengasihi orang lain (sesama) dan mengasihi (menjaga dan memelihara) lingkungannya.
Cinta Kasih adalah nilai inti (core value) ditabur dan ditumbuhsuburkan dalam diri setiap murid dan siswa. Dibimbing, dilatih, dibiasakan, dikembangkan kesadaran dan pemahamannya sehingga perbuatan-perbuatan yang berdasarkan cinta kasih menjadi kegemaran bahkan bagian dari karakter dan kepribadian.
Nilai-nilai luhur lain yang mendasari karakter manusia memang ada banyak, N2K BPK PENABUR mengangkat 3 nilai yang diutamakan, yaitu Kebenaran (truth), Kerjasama (cooperation) dan Damai sejahtera (peace). Nilai-nilai memang banyak, sebagaimana halnya warna, banyak warna yang bisa ditampilkan, dan kenyataan praktis menunjukkan dengan mengkombinasikan warna Merah, Kuning dan Biru telah dapat dihasilkan beratus-ratus warna lain yang indah-indah di atas kertas putih. Cahaya bening dari mentari itu ternyata merupakan paduan harmonis dari warna pelangi yang indah
Sekarang ini sekolah-sekolah BPK PENABUR bergiat melakukan pendidikan Karakter berbasiskan N2K BPK PENABUR. Keyakinan yang ingin diwujudnyatakan adalah, karakter baik murid dan siswa akan membuahkan prestasi akademik yang baik. Prestasi yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan, karena berkembangnya secara optimal talenta yang dimiliki.
Pada tahun-tahun ini pendidikan Karakter berdasarkan N2K masih berada di kegiatan yang disebut ”kegiatan pengembangan” atau ekstra kurikuler. BPK PENABUR mencanangkan tahun 2008/2009 sebagai Tahun Kejujuran dan Keramahan. Pendidikan Nilai : Kejujuran dan Keramahan akan menjadi praktek masal dari warga BPK PENABUR. Tahun-tahun selanjutnya akan diangkat nilai yang lain sebagai fokus. Pendidikan karakter berdasarkan N2K BPK PENABUR akan terintegrasi dalam kegiatan kurikuler dan juga terefleksi melalui budaya sekolah BPK PENABUR. Pembinaan dan pendidikan terus digiatkan sejalan dengan langkah menyongsong masa depan yang cemerlang, di samping membangun identitas komunitas BPK PENABUR.
Oleh
Matias Widodo
Catatan : Naskah ini telah dimuat di harian Kompas tanggal 14 Juni 2008
Selengkapnya klik di sini
N2K BPK PENABUR
1. PENDAHULUAN
Nilai-Nilai Kristiani (N2K) adalah bagian yang hakiki dari identitas BPK PENABUR dalam kehidupan komunitasnya dan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu N2K tidak boleh sekedar menjadi bagian dari dokumen, melainkan haruslah menjadi bagian esensial praktek hidup dan kerja warga komunitas BPK PENABUR. Kalau terjadi pergeseran, perilaku, kebiasaan tentunya bukan N2K yang bergeser, melainkan praktek kehidupan yang terjadi dalam lingkungan komunitas BPK PENABUR yang bergeser terhadap N2K yang tersurat. Oleh karena itu perlu ada pergumulan dan perumusan terhadap pengertian N2K yang jelas, sehingga N2K dapat dipelajari, diajarkan, dan diterapkan secara terus menerus oleh seluruh warga BPK PENABUR.
Mukadimah Sistem Pendidikan BPK PENABUR alinea ketiga menyatakan : “BPK PENABUR bersama keluarga dan masyarakat, mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui pendidikan dan pengajaran berkualitas berdasarkan Nilai-Nilai Kristiani”. Dengan demikian BPK PENABUR telah menentukan pendidikan dan pengajaran yang dipilih yaitu pendidikan dan pengajaran yang didasari Nilai-Nilai Kristiani (N2K).
Pengertian dasar N2K yang dimaksud adalah :
1. Nilai-nilai yang bersumber pada Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) yang dihayati oleh gereja.
2. Berpusat pada Yesus Kristus (Kristosentris) sebagai ukuran kebenaran.
3. Aspek-aspek pengembangan dalam praksis haruslah merupakan hasil refleksi kristiani atas iman kepada Yesus Kristus dalam konteks pendidikan dan dunia, kini dan masa yang akan datang.
2. NILAI-NILAI KRISTIANI DALAM KONTEKS PELAYANAN PENDIDIKAN
Dalam kesadaran akan pentingnya N2K untuk dipelajari, dilakukan, dan diterapkan, maka warga BPK PENABUR melaksanakan refleksi / pergumulan teologis mengenai nilai-nilai kristiani dalam konteks pelayanan pendidikan. Secara mendasar N2K yang dilihat dari kehidupan dan ajaran Yesus Kristus adalah cinta kasih (love : Mat 5:43-44; 22:37-40; 25:40). Cinta kasih tidak dimengerti secara sempit hanya kepada Allah atau kepada manusia saja. Pengertian cinta kasih harus ada dalam keutuhan dan keseluruhan (holistik) yaitu cinta kasih kepada Tuhan dan sesama manusia. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling mengalahkan. Sebaliknya hanya di dalam keduanya maka terdapat cinta kasih yang sempurna. Kesempurnaan cinta kasih inilah yang dilihat oleh Yesus Kristus sebagai keprihatinan karena kecenderungan manusia untuk memisahkan keduanya atau meniadakan salah satunya. Dari kondisi yang terakhir inilah kemudian muncul sikap-sikap yang tidak benar seperti kemunafikan agama, inkonsistensi ajaran, ketidakadilan, dan sebagainya.
Dalam uraian Alkitab sebagai sumber dari refleksi atas kehidupan Yesus Kristus, cinta kasih diwujudkan melalui banyak sikap, tindak tanduk, dan ajaran. Cinta kasih adalah sebuah nilai etis teologis yang amat luas, yang tidak mudah untuk di terjemahkan dengan rinci. Karena itu dengan membatasi pemikiran hanya pada konteks dunia pendidikan di Indonesia, khususnya BPK PENABUR, maka disepakati untuk membuat refleksi atas nilai cinta kasih Yesus Kristus pada topik-topik yang relevan, yaitu manusia, konteks sosial, kemanusiaan, lingkungan, dunia, dan pendidikan di Indonesia. Secara rinci refleksi dan pendalaman atas topik-topik tersebut dimengerti sebagai berikut :
1. Dunia pendidikan pada dasarnya terpanggil untuk membangun manusia yang utuh dan memiliki integritas sebagai ciptaan Tuhan yang baik.
2. Manusia yang dibangun oleh dunia pendidikan adalah manusia yang akan hidup di tengah-tengah konteksnya (sesama manusia dan lingkungannya). Karena itu keutuhan manusia juga terukur dari kemampuannya berinteraksi secara sehat, memahami situasi secara kritis, bersikap secara bijaksana, dan turut serta menciptakan konteks sosial (kemanusiaan & lingkungan) yang baik.
3. Percakapan mengenai kedua hal di atas ada dalam konteks bagaimana dunia pendidikan menjalankan fungsinya secara optimal. Karena itu menjadi amat penting jika dunia pendidikan sendiri menyadari bagaimana praksis hidupnya dapat secara efektif mewujudkan tujuan-tujuan (butir 1 dan 2) di atas.
Cinta kasih Yesus Kristus dalam kaitannya dengan manusia, konteks sosial, dan dunia pendidikan, mengangkat tiga nilai penting. Ketiga nilai tersebut adalah :
1. Kebenaran (truth)Cinta kasih yang Yesus Kristus tunjukkan bahkan perjuangkan bukan berdasarkan perasaan sesaat. Cinta kasih yang konsisten dan konsekuen didasarkan dan menghasilkan kebenaran. Kebenaran yang dimaksudkan di sini adalah wujud dari kehidupan yang setia untuk terus menerus membangun refleksi / perenungan atas Firman Allah dan relevansinya pada dunia ini. Kebenaran dalam konteks Alkitab sangat erat hubunganya dengan keadilan (Kej 18:19; 2 Sam 8:15; 2 Raj 10:9; Mzm 9:9; Ef 6:14). Di sini berarti kebenaran adalah hal yang dapat dimengerti dan dirasakan oleh manusia lain, bahkan lingkungannya. Kebenaran di satu sisi adalah hal partikular dari tradisi iman, teologi, atau agama (bahkan pribadi atau kelompok). Dalam konteks kristen maka sumber kebenaran adalah Yesus Kristus. Tetapi nilai kebenaran yang dimaksudkan di sini adalah pencarian terus menerus dalam pengalaman partikular untuk mendapatkan kebenaran universal yang amat nyata dalam cinta kasih dan rasa keadilan bagi semua manusia serta ciptaan Allah (Mat 4:4; 5:13-16; 6:32-34). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai kebenaran nampak dalam manusia beragama yang berkemauan baik dalam hidupnya.
2. Kerjasama (cooperation)Cinta kasih yang Yesus Kristus perjuangkan juga didasarkan dan menghasilkan kerjasama. Manusia pada dasarnya diciptakan oleh Tuhan untuk bekerja, melayani, dan menghasilkan buah dalam kehidupannya, yaitu memuliakan Tuhan melalui kebenaran dan keadilan (Kej 1:26-29; Mzm 92:13-16; Mat 13:1-23; Yoh 15:2). Bekerja dalam cinta kasih adalah panggilan pelayanan yang seharusnya tidak menjadi beban ketika manusia bekerja bersama-sama dengan manusia lain bahkan dengan lingkungannya. Karena itu nilai yang dibicarakan di sini adalah nilai kerjasama. Dalam konteks ini manusia yang bekerjasama adalah manusia yang membangun relasi sosial dan relasi lingkungan dalam cinta kasih (bdk. Yoh 13:1-17; 15:13-14; Mat 5:43-48). Sepanjang relasi ini ada dalam keadaan yang benar dan baik maka cinta kasih dapat terwujud. Karena itu nilai kerjasama menuntut lebih jauh nilai-nilai : a) Kesetaraan, yaitu kesadaran paradigma bahwa relasi manusia – manusia sebagai sesama ciptaan Tuhan di dalam dunia ini terjadi tidak berdasarkan status tinggi – rendah. Tidak ada perbedaan apapun dalam dunia ini (kultur, agama, gender, ekonomi) yang dapat menghilangkan kesetaraan kemanusiaan. Dalam kesetaraan akan terjadi sinergisitas relasi dan kerja yang ideal dalam kemanusiaan kita. Kesetaraan mengandaikan penghargaan pada kemajemukan (kultur, agama, gender, ekonomi) di dalam kehidupan manusia yang seringkali menjadi sebab dan alasan untuk melakukan kekerasan atau ketidakharmonisan. Di dalam kesetaraan maka kemanusiaan kita akan menjadi amat manusiawi. b) Kepedulian, yaitu nilai yang diperlukan dalam setiap kerjasama dan cinta kasih yang dibangun oleh manusia. Kepedulian mengandaikan setiap manusia mempunyai keterikatan kuat dengan manusia lain terutama pada mereka yang lebih lemah (Mat 25:40; Luk 10:25-37; 7:13). Kepedulian sehingga membangung kerjasama dan cinta kasih di antara sesama manusia adalah sebuah wujud paling konkret dari penyangkalan diri dan menghargai orang lain (bukan hanya mementingkan diri sendiri : Luk 9:23; Rm 15:1-6). Lawan dari kepedulian adalah keangkuhan yang biasanya ditandai dengan tidak adanya kesetaraan dan ketidakpedulian pada yang lemah.c) Hal yang juga perlu diingat dalam kesedaran kontekstual saat ini adalah kerjasama bukan hanya nilai dalam konteks hubungan manusia-manusia saja tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungannya. Karena itu diperlukan kerjasama dan kepeduliaan pada lingkungan yang pada akhirnya juga akan menghasilkan sikap manusiawi pada ciptaan Tuhan lainnya. Sikap dan nilai yang dilawan dari kerjasama dengan lingkungan ini adalah keserakahan dan ketidakpedulian lingkungan, yang sampai dengan saat ini masih amat mewarnai kehidupan manusia Indonesia.
3. Perdamaian dan damai sejahtera (peace)Cinta kasih yang Yesus Kristus perjuangkan pada akhirnya juga didasarkan dan menghasilkan perdamaian. Perdamaian yang dimaksudkan di sini bukan sekedar situasi semu tetapi damai sejahtera yang dirasakan oleh setiap orang dalam dunia yang benar dan adil (Mzm 72:1-3; Yes 9:6; Yoh 16:33; Rm 8:6). Nilai damai sejahtera pada dasarnya adalah semangat yang dihadirkan oleh Yesus Kristus dan Kerajaan Surga, yaitu menghadirkan relasi antar manusia yang terwujud dalam semangat kesetaraan, penghargaan pada perbedaan, penghargaan pada kemanusiaan, kepedulian, dan perwujudan keadilan. Perdamaian atau damai sejahtera menjadi nilai yang tidak lagi dihayati dengan kuat dalam konteks masyarakat Indonesia saar ini, termasuk organisasi dan institusi keagamaan. Sehingga di sini gambar diri dari setiap individu maupun relasi antar manusia dibangun dengan warna dan nilai-nilai lain yang lebih dominan, seperti materialisme, hedonisme, kekerasan dan sebagainya.
Nilai-nilai Kristiani ini adalah suatu kesemestian atau keniscayaan yang diyakini oleh warga BPK PENABUR sebagai hal yang harus dibangun bagi diri sendiri dan bagi orang lain yang ada di sekitar.
Berdasarkan nilai cinta kasih yang menampilkan tiga nilai di atas (kebenaran, kerjasama, dan damai sejahtera) maka dapat diturunkan nilai-nilai sebagai berikut :
Kesatuan (unity) : kemanusiaan yang utuh (dalam perbedaan); kesetaraan
Manusia yang merdeka (freedom) : hak asasi ; kebebasan ; pembebasan; dimerdekakan
Memprioritaskan kepedulian pada kemanusiaan (termasuk yang lemah) dan kebenaran (care)
Tidak egois (unselfish): bersedia membantu ; menolong yang lemah
Kerendahan hati (humility) : penyangkalan diri
Berbagi dalam lebih – kurang, suka – duka (sharing)
Kejujuran (honesty) : bersikap yang benar
Sikap memahami dan menerima ‘yang lain’ (tolerance).
Rasa hormat pada diri sendiri dan sesama manusia (respect)
Bersukacita (joyfull)
Tanggungjawab terhadap kehidupan dan pelayanan (responsibility)
Kesederhanaan (simplicity) : empati ; berpikir dan bertindak populis
Moralitas (morality) : prinsip hidup yang benar
Tidak diskriminatif (non discrimination)
Integritas / keutuhan jati diri dan seluruh ciptaan (integrity) : rasa memiliki pada ciptaan Tuhan
Keinginan untuk terus belajar (curiousity)
Keadilan (justice) : penghargaan pada kemanusiaan, dan ciptaan.
Nilai-nilai di atas perlu terus dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan iman kristiani yang kontekstual.
3. PRAKSIS
N2K akan terasa keberadaannya (existence) jika mewujud dalam praktek kehidupan sehari-hari sehingga membangun kebiasan bahkan membudaya dan menjadi citra pribadi. Nilai-nilai itu diharapkan tercermin dalam peran dan praksis masing-masing organ sebagai berikut :
PENGURUS HARIAN (sisdikbur pasal 6; 14-18; 20-23; 26; 30-33 à kebijakan)
Kebenaran (Truth)
Menyusun kebijakan berdasarkan pada nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Menyusun kebijakan melalui dan membangun nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Menyusun kebijakan yang menghadirkan nilai damai sejahtera
PENGURUS SETEMPAT (sisdikbur pasal 7; 14-18; 20-23; 26; 30-33 à implementasi kebijakan & kebijakan setempat)
Kebenaran (Truth)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat berdasarkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat melalui dan membangun nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Mengimplementasikan kebijakan dan menyusun kebijakan setempat yang menghadirkan nilai damai sejahtera
TENAGA PENDIDIK (sisdikbur pasal 24, 14-18; 20-23; 25-26; 12:1,3 à kompetensi & profesionalitas)
Kebenaran (Truth)
i. Memiliki kompetensi dan profesionalitas yang dapat dipertanggungjawabkan
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
i. Memiliki kompetensi interpersonal
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
i. Memiliki nilai damai sejahtera dalam mendayagunakan kompetensi dan profesionalitasnya
ii. Mengimpartasi peserta didik dengan nilai damai sejahtera
TENAGA KEPENDIDIKAN (sisdikbur pasal 28, 29; 20-23 à kompetensi & profesionalitas)
Kebenaran (Truth)
Memiliki kompetensi dan profesionalitas yang dapat dipertanggungjawabkan dan mendayagunakannya secara bertanggung jawab pula.
Kerjasama (Cooperation)
Memiliki kompetensi interpersonal dan mendayagunakannya secara bertanggung jawab pula.
Damaisejahtera (Peace)
Memiliki nilai damai sejahtera dalam mendayagunakan kompetensi dan profesionalitasnya
PESERTA DIDIK (sisdikbur pasal 10; 11; 21:2-4 à kemauan belajar & kepribadian)
Kebenaran (Truth)
i. Usia dini : mengenal nilai kebenaran
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai kebenaran
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai kebenaran
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
i. Usia dini : mengenal nilai kerjasama
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai kerjasama
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai kerjasama
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
i. Usia dini : mengenal nilai damai sejahtera
ii. Usia pendidikan dasar : menerapkan nilai damai sejahtera
iii. Usia pendidikan menengah : mengamalkan nilai damai sejahtera
iv. Usia pendidikan tinggi : mengimpartasi nilai damai sejahtera
LULUSAN (sisdikbur pasal 3 à spiritualitas)
Kebenaran (Truth)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai kerjasama
Damaisejahtera (Peace)
Lulusan memiliki spiritualitas yang mewujudnyatakan dan mengembangkan nilai damai sejahtera
ORANG TUA SISWA (sisdikbur pasal 35, 32, 33 à )
Kebenaran (Truth)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai kebenaran
Kerjasama (Cooperation)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai kerjasama
Damai sejahtera (Peace)
Berperan dalam menumbuhkembangkan nilai damai sejahtera
4. PENUTUP/HARAPAN
N2K yang direfleksikan dalam tulisan ini tentu memiliki banyak keterbatasan. Tetapi pada dasarnya N2K berpusat pada Kristus, yang menjadi sumber dan pewujudan nilai cinta kasih. Nilai cinta kasih tersebut adalah dasar dari seluruh nilai-nilai kristiani lainnya.
Demi pewujudan nilai cinta kasih dan N2K lainnya pada peserta didik dan keseluruhan pelayanan pendidikan BPK PENABUR, maka hal yang diprioritaskan untuk terwujud adalah mengelola kurikulum formal bersama-sama dengan ‘kurikulum laten’ (hidden curiculum). Kurikulum laten yang dimaksud adalah N2K yang direfleksikan dalam karakter guru, interaksi interpersonal, dan suasana lingkungan yang tercipta.
N2K sudah seharusnya menjadi faktor intrinsik dalam karakter warga BPK PENABUR. Karena itu mewujudkan N2K di dalam penyusunan program-program pendidikan secara utuh sudah semestinya menjadi tantangan serta garapan seluruh warga BPK PENABUR.
Selengkapnya klik di sini